Program Kreativitas Mahasiswa “AUDIO RASIONAL BUAT TUNET”
“Menolong orang dalam kegelapan adalah cara yang paling indah untuk
menyatakan terima kasih kami kepada Tuhan atas penglihatan yang telah
diberikan-Nya kepada kami.” Kalimat indah diatas adalah salah satu kalimat
yang digunakan oleh penulis terkenal, Helen Keller. Beliau adalah seorang
tunanetra dan tunarungu pertama yang lulus dari universitas.
Sedikit
kisah diatas dibuat untuk menggambarkan program kreativitas kami yang telah
dilaksanakan. Program ini memiliki keterkaitan antara tunanetra dengan
penggunaan obat. Mengapa penggunaan obat? Karena penggunaan obat secara tepat
di kalangan masyarakat baik orang tua maupun anak-anak masih sangat minim. Pendampingan
dari tenaga kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan juga masih
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan penggunaan obat secara tepat. Penggunaan
obat secara tepat inilah yang lebih dikenal dengan penggunaan obat secara
rasional dalam bidang kesehatan. Adapun persyaratannya meliputi 4T+1W yaitu
Tepat pasien, Tepat indikasi, Tepat obat, Tepat dosis, dan Waspada efek
samping.
Berdasarkan
4T+1W ini, kami dari Tim Program Kreativitas Masyarakat (PKM) Universitas
Sanata Dharma yang diketuai oleh Dirk Victor Umbu Laiya Peku Jawang
(Farmasi/2011), dengan anggota Fidelia Yeristha Siseng (Farmasi/2011), Antonia
Adeleide Anutopi (Farmasi/2011), Yuliana Sere (Sastra Inggris/2012), dan Fetrus
Simon Sino (Teknik Informatika/2012) yang didampingi oleh Ibu Maria Wisnu
Donowati, M.Si., Apt., tertarik untuk
mengadakan penyuluhan kepada masyarakat
yang membutuhkan pendampingan mengenai penggunaan obat secara rasional.
Masyarakat sasaran kami yaitu teman-teman tunanetra yang terhimpun dalam Yayasan Dr. YAP Prawirohusodo Badan
Sosial Mardi Wuto.
Alasan pemilihan ini karena didasarkan atas hasil
wawancara dengan Kepala Tata Usaha Yayasan, Bapak Sri Santoso, yang mengatakan bahwa, “para
tunanetra sering mengalami masalah kesehatan yang terkadang tidak bisa diatasi
sendiri.” Ketika terjadi masalah
kesehatan, biasanya para tunanetra bertanya kepada pendamping yang basisnya
mengenai obat tidak terlalu kuat. Tak jarang para pendamping menemani mereka
untuk membeli obat di Apotek, jika masalah kesehatan yang mereka hadapi tidak
terlalu serius, misalkan sakit kepala, batuk, dan pilek.
Bagaimana kami menolong mereka, padahal mereka tidak bisa
melihat? Inilah pertanyaan yang akan menampilkan kreativitas program kami.
Dalam program yang kami buat, pemberian informasi kepada teman-teman tunanetra akan disampaikan melalui
audio. Di dalam audio tersebut, terdapat sejumlah informasi mengenai
penyakit ringan dan gejala-gejalanya serta pemilihan
dan penggunaan obat secara rasional. Obat-obatan
tersebut adalah obat-obat yang
masuk dalam golongan obat bebas, dan obat bebas terbatas. Golongan obat ini dapat diperoleh tanpa
harus disertai resep dari dokter.
Kegiatan kami ini telah dilaksanakan sebanyak 5 kali
pertemuan, yaitu pada tanggal 19 April 2014, 26 April 2014, 3 Mei 2014, 17 Mei
2014, dan tanggal 19 Juli 2014. Di setiap pertemuannya, audio selalu diputar
melalui sound system yang telah
disiapkan. Tak lupa pula, kaset-kaset cd yang berisi informasi tersebut dibagikan
kepada teman-teman tunanetra untuk didengar. Selain dalam bentuk hard, kami juga menyiapkan dalam bentuk soft file, untuk memudahkan teman-teman
tunanetra memutarnya menggunakan telepon genggam.
Pada pertemuan keempat, yang jatuh pada tanggal 17 Mei
2014, kami menilai keaktifan dan daya ingat teman-teman tunanetra sangat luar
biasa. Dari 20 soal yang dibuat, 11 orang dinyatakan telah memahami isi dari audio
yang telah diperdengarkan selama 3 kali pertemuan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa 75% teman-teman tunanetra telah memahami isi dari audio dan diharapkan
dengan pemahaman yang telah dimiliki, mereka dapat mengaplikasikannya di dalam
kehidupan sehari-hari.