Kamis, 24 Juli 2014

Program Kreativitas Mahasiswa “AUDIO RASIONAL BUAT TUNET”

Menolong orang dalam kegelapan adalah cara yang paling indah untuk menyatakan terima kasih kami kepada Tuhan atas penglihatan yang telah diberikan-Nya kepada kami.” Kalimat indah diatas adalah salah satu kalimat yang digunakan oleh penulis terkenal, Helen Keller. Beliau adalah seorang tunanetra dan tunarungu pertama yang lulus dari universitas.
Sedikit kisah diatas dibuat untuk menggambarkan program kreativitas kami yang telah dilaksanakan. Program ini memiliki keterkaitan antara tunanetra dengan penggunaan obat. Mengapa penggunaan obat? Karena penggunaan obat secara tepat di kalangan masyarakat baik orang tua maupun anak-anak masih sangat minim. Pendampingan dari tenaga kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan juga masih dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan penggunaan obat secara tepat. Penggunaan obat secara tepat inilah yang lebih dikenal dengan penggunaan obat secara rasional dalam bidang kesehatan. Adapun persyaratannya meliputi 4T+1W yaitu Tepat pasien, Tepat indikasi, Tepat obat, Tepat dosis, dan Waspada efek samping.
Berdasarkan 4T+1W ini, kami dari Tim Program Kreativitas Masyarakat (PKM) Universitas Sanata Dharma yang diketuai oleh Dirk Victor Umbu Laiya Peku Jawang (Farmasi/2011), dengan anggota Fidelia Yeristha Siseng (Farmasi/2011), Antonia Adeleide Anutopi (Farmasi/2011), Yuliana Sere (Sastra Inggris/2012), dan Fetrus Simon Sino (Teknik Informatika/2012) yang didampingi oleh Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt., tertarik untuk mengadakan penyuluhan kepada masyarakat yang membutuhkan pendampingan mengenai penggunaan obat secara rasional. Masyarakat sasaran kami yaitu teman-teman tunanetra yang terhimpun dalam Yayasan Dr. YAP Prawirohusodo Badan Sosial Mardi Wuto.
Alasan pemilihan ini karena didasarkan atas hasil wawancara dengan Kepala Tata Usaha Yayasan, Bapak Sri Santoso, yang mengatakan bahwa, “para tunanetra sering mengalami masalah kesehatan yang terkadang tidak bisa diatasi sendiri. Ketika terjadi masalah kesehatan, biasanya para tunanetra bertanya kepada pendamping yang basisnya mengenai obat tidak terlalu kuat. Tak jarang para pendamping menemani mereka untuk membeli obat di Apotek, jika masalah kesehatan yang mereka hadapi tidak terlalu serius, misalkan sakit kepala, batuk, dan pilek.
Bagaimana kami menolong mereka, padahal mereka tidak bisa melihat? Inilah pertanyaan yang akan menampilkan kreativitas program kami. Dalam program yang kami buat, pemberian informasi kepada teman-teman tunanetra akan disampaikan melalui audio. Di dalam audio tersebut, terdapat sejumlah informasi mengenai penyakit ringan dan gejala-gejalanya serta pemilihan dan penggunaan obat secara rasional. Obat-obatan tersebut adalah obat-obat yang masuk dalam golongan obat bebas, dan obat bebas terbatas. Golongan obat ini dapat diperoleh tanpa harus disertai resep dari dokter.
Kegiatan kami ini telah dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan, yaitu pada tanggal 19 April 2014, 26 April 2014, 3 Mei 2014, 17 Mei 2014, dan tanggal 19 Juli 2014. Di setiap pertemuannya, audio selalu diputar melalui sound system yang telah disiapkan. Tak lupa pula, kaset-kaset cd yang berisi informasi tersebut dibagikan kepada teman-teman tunanetra untuk didengar. Selain dalam bentuk hard, kami juga menyiapkan dalam bentuk soft file, untuk memudahkan teman-teman tunanetra memutarnya menggunakan telepon genggam.

Pada pertemuan keempat, yang jatuh pada tanggal 17 Mei 2014, kami menilai keaktifan dan daya ingat teman-teman tunanetra sangat luar biasa. Dari 20 soal yang dibuat, 11 orang dinyatakan telah memahami isi dari audio yang telah diperdengarkan selama 3 kali pertemuan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa 75% teman-teman tunanetra telah memahami isi dari audio dan diharapkan dengan pemahaman yang telah dimiliki, mereka dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Rabu, 14 Mei 2014

ISDN (Isosorbide Dinitrate)



Senyawa aktif obat : ISDN (Isosorbit dinitrit)
Kriteria Menurut WHO 1988
No
Kriteria
Keterangan
1.
INN/Nama generik zat aktif
Isoditrate
2.
Informasi farmakologik
Efek farmakologik
Vasodilator pada pembuluh arteri dan vena.
Mekanisme kerja
Isosorbide dinitrate mengakibatkan pembuluh darah pada otot polos mengalami dilatasi. Karena pembulih darah arteriolar mengalami relaksasi, maka menurunkan tekanan sistolik arteri.
Sifat farmakokinetik
1. Absorpsi: bioavailabilitas tinggi (10-90%)
2.  First pass metabolism di hati
3.  Volume distribusi isosorbide dinitrate yaitu 2-4L/Kg dan kecepatan distribusinya yaitu 2-4L/menit.
4. ISDN dimetabolisme menjadi isosorbide 2- dan 5- mononitrate (ISMN). ISMN memiliki waktu paruh sekitar 5jam dan dapat diberikan sekali atau dua kali sehari.
5.       T ½ eliminasi: 1 jam
6.  Ekskresi melalui urin (80-100%), feses.
3.
Informasi klinik
Indikasi
Mencegah angina pectoris akut, untuk profilaksis jangka panjang.
Regimen dosis
Angina pectoris
1.      Immediate release: dosis awal 5-20mg PO 1-2 kali sehari. Kemudian dilanjutkan dengan dosis 10-40mg PO 1-2 kali sehari.
2.      Extended release: 40mg PO untuk dosis awal, lalu 40-80mg PO 1-2 kali sehari.
3.      SL (profilaksis) 2.5-5mg untuk 15 menit awal sebelum terjadinya angina. Kemudian dapat dilanjutkan dengan dosis yang sama untuk 5-10 menit. Tapi jangan melampaui 3 dosis dalam 15-30 menit.
Kontraindikasi
Terjadi reaksi alergi pada orang  yang alergi terhadap golongan nitrat, anemia, sindrom malabsorpsi.
Peringatan
Efek vasodilatasi dari isosorbit dinitrat dapat menyebabkan hipotensi sehingga perlunya monitoring untuk menghindari terjadinya bahaya.
Efek samping
1.       Jika diberikan secara cepat: Hipotensi akut, kegelisahan retosternal, takikardi, efek GI, sakit kepala, kejang otot.
2.       Pemberian dalam jangka waktu panjang: methemoglobinemia.
Interaksi obat
Inhibitor fosfodiester (sildenafil), alkohol.
Over dosis
>480mg/hari akan menyebabkan efek hemodinamik yang dapat mengakibatkan naiknya tekanan intracranial, vertigo, palpitasi, mual, muntah
4.
Informasi farmasetik
Bentuk sediaan
Tablet extended release
Kekuatan
 40mg
Zat pengisi
Colloidal silicon dioxide, hypromellose, lactose monohydrate, magnesium stearate.
Kondisi penyimpanan
Penyimpanan pada suhu 20-250C
Tanggal kadaluarsa

Kelompok obat (narkotika/obat keras/obat luar)
Obat keras
Nama pabrik
Corepharma, LLC

Daftar pustaka
Amedra pharmaceuticals, 2010
Putri, S. D., 2010, Isosorbide Dinitrate, detikhealth
Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J. I., Adnyana, I. K., Setiadi, A. A. P., Kusnandar, 2008, ISO Farmakoterapi, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta, p. 139.

Senin, 05 Mei 2014

paraseluler permeation enhancer



Paracellular permeation enhancer
 
                        paraseluler   transeluler

Transpor paraseluler merupakan transport molekul sekitar atau diantara sel. Karena aktivitas proteolitik yang kurang dalam transport paraseluler, maka komponen hidrofilik, peptide, dan protein secara spesifik menjadi sangat penting.


1.       Asam lemak
Banyak asam lemak yang mampu menunjukkan peningkatan permeasi pada membrane. Diantara garam-garam pada medium rantai lemak termasuk caproates (C6), caprylates (C8), caprates (C10) dan laureates (C12) menunjukkan perubahan pada agen hidrofilik pada konsentrasi milimol. Semakin panjang rantai asam lemak maka semakin efektif peningkatan permeasi pada intestinal, tetapi akan menurunkan kelarutan air sehingga dikombinasi dengan agen pengemulsi. Didalam medium rantai asam lemak, partikel natrium caprate mampu digunakan untuk meningkatkan permeasi secara oral. Natrium caprate menunjukkan peningkatan permeabilitas yang signifikan pada PEG dan FITC-dekstran secara in vitro.
Natrium caprate yang dilakukan secara in vivo sangat bergantung pada sistem pembawa dan bagaimana obat dan natrium caprate dilepaskan. Sebagai contoh, secara in situ semakin panjang rantai asam lemak dan dikombinasikan dengan emulsi (w/o/w) yang berisi oleic, linoleic, atau asam linolenic secara signifikan dapat meningkatkan absorpsi insulin pada kolon tikus.

2.       Medium-Chain Mono dan digliserida
Medium rantai mono- dan digliserida memperlihatkan peningkatan permeasi bahan-bahan yang menjadi dasar utama pada caprilic dan asam capric. Didalam lumen intestinal, medium rantai mono- dan digliserida bertindak sebagai pemetabolisme presistemik dalam membentuk asam lemak bebas. Memetabolisme asam lemak bebas dengan cara apapun tidak diperlukan untuk meningkatkan permeasi intestinal.

3.       Acylcarnitines dan alkanoylcholines
Medium- dan rantai asam lemak ester yang panjang pada karnitin dan kolin ataupun grup yang lain dapat meningkatkan permeasi intestinal. Efek dari palmitoyl-DL-karnitin klorida pada tight junction adalah membebaskan kalsium.
Pada studi toksisitas, palmitoyl-DL-karnitin klorida dan lauroyl kolin menyebabkan sedikit perubahan pada struktur sel mucosal jejunum dan kolon ketika diujikan. Pada studi lain dalam Caco-2 monolayers, palmitoyl-DL-karnitin klorida menyebabkan pembebasan LDH, meningkatkan propidium iodide dan menurunkan red retention dalam konsentrasi yang dibutuhkan untuk memperbaiki PEG 4000.
4.       Agen pengelat
Dibandingkan dengan yang lain, peningkatan permeasi oleh agen pengelat dengan massa molekul yang rendah secara praktis mampu berperan sebagai pembawa makromolekul secara oral. Mekanisme aksinya didasarkan pada pengurangan ion Ca2+ untuk meningkatkan permeabilitas paraseluler dalam sel epitel. Sebagai contoh yaitu chitosan EDTA dan chitosan DTPA yang menunjukkan tingginya afinitas ikatan ion Ca2+ dan kapasitas ikatan secara relative. Dengan adanya penambahan chitosan sebagai agen pengelat dapat menunjukkan terjadinya peningkatan efek absorpsi.

5.       Toksin zonula occludens
Toksin zonula occludens (Zot) merupakan polipeptida dengan berat molekul 44.8 kDa. Zot terdapat pada bakteri Vibrio cholera yang memiliki kemampuan mengubah epitel intestinal tight junction secara reversible. Toksin memiliki banyak domain yang member fungsi ganda sebagai enterotoksin dan sebagai morfogenetik protein fage. Pada kelinci, zot menginduksi sedikit peningkatan permeabilitas intestinal yang bersifat reversible tanpa adanya beberapa efek samping yang sitotoksik. Secara in vitro, demonstrasi pada ileum kelinci, zot meningkatkan absorpsi insulin dan immunoglobulin G pada intestinal secara reversible. Baik secara in vivo maupun secara in vitro, efek yang dihasilkan oleh zot pada permeabilitas membrane terjadi dalam waktu 20 menit dan mencapai maksimum 80 menit.

6.       Donor NO
Donor NO termasuk dalam sebuah variasi komponen seperti 3-(2-hidroksi-1-metiletil)-2-nitrosohidrazino)-1 prpanamin (NOC5), N-etil-2-(1-etil-hidroksi-2-nitrosohidrazino)etanamin (NOC12), S-nitroso-N-asetil-penisilamin dan sodium nitroprussida. NOC12 sebagai contoh menunjukkan penurunan nilai resistensi elektikal transepitel secara signifikan pada membrane kolon.

Daftar pustaka

Bernkop-Schnurch, A., 2009, Oral Delivery of Macromolecular Drugs: Barriers, Strategies and Future Trends, Springer, Austria, pp. 86-94.

Krishna, R., Yu, L., 2008, Biopharmaceutics Applications in Drug Development, Springer, USA, pp. 142, 147.