Paracellular permeation enhancer
paraseluler transeluler
|
|
1.
Asam
lemak
Banyak
asam lemak yang mampu menunjukkan peningkatan permeasi pada membrane. Diantara
garam-garam pada medium rantai lemak termasuk caproates (C6), caprylates (C8),
caprates (C10) dan laureates (C12) menunjukkan perubahan pada agen hidrofilik
pada konsentrasi milimol. Semakin panjang rantai asam lemak maka semakin
efektif peningkatan permeasi pada intestinal, tetapi akan menurunkan kelarutan
air sehingga dikombinasi dengan agen pengemulsi. Didalam medium rantai asam
lemak, partikel natrium caprate mampu digunakan untuk meningkatkan permeasi
secara oral. Natrium caprate menunjukkan peningkatan permeabilitas yang
signifikan pada PEG dan FITC-dekstran secara in vitro.
Natrium
caprate yang dilakukan secara in vivo sangat bergantung pada sistem pembawa dan
bagaimana obat dan natrium caprate dilepaskan. Sebagai contoh, secara in situ
semakin panjang rantai asam lemak dan dikombinasikan dengan emulsi (w/o/w) yang
berisi oleic, linoleic, atau asam linolenic secara signifikan dapat
meningkatkan absorpsi insulin pada kolon tikus.
2.
Medium-Chain
Mono dan digliserida
Medium
rantai mono- dan digliserida memperlihatkan peningkatan permeasi bahan-bahan
yang menjadi dasar utama pada caprilic dan asam capric. Didalam lumen
intestinal, medium rantai mono- dan digliserida bertindak sebagai pemetabolisme
presistemik dalam membentuk asam lemak bebas. Memetabolisme asam lemak bebas
dengan cara apapun tidak diperlukan untuk meningkatkan permeasi intestinal.
3.
Acylcarnitines
dan alkanoylcholines
Medium-
dan rantai asam lemak ester yang panjang pada karnitin dan kolin ataupun grup
yang lain dapat meningkatkan permeasi intestinal. Efek dari palmitoyl-DL-karnitin
klorida pada tight junction adalah membebaskan kalsium.
Pada
studi toksisitas, palmitoyl-DL-karnitin klorida dan lauroyl kolin
menyebabkan sedikit perubahan pada struktur sel mucosal jejunum dan kolon
ketika diujikan. Pada studi lain dalam Caco-2 monolayers, palmitoyl-DL-karnitin
klorida menyebabkan pembebasan LDH, meningkatkan propidium iodide dan
menurunkan red retention dalam konsentrasi yang dibutuhkan untuk memperbaiki
PEG 4000.
4.
Agen
pengelat
Dibandingkan
dengan yang lain, peningkatan permeasi oleh agen pengelat dengan massa molekul
yang rendah secara praktis mampu berperan sebagai pembawa makromolekul secara
oral. Mekanisme aksinya didasarkan pada pengurangan ion Ca2+ untuk
meningkatkan permeabilitas paraseluler dalam sel epitel. Sebagai contoh yaitu
chitosan EDTA dan chitosan DTPA yang menunjukkan tingginya afinitas ikatan ion
Ca2+ dan kapasitas ikatan secara relative. Dengan adanya penambahan
chitosan sebagai agen pengelat dapat menunjukkan terjadinya peningkatan efek
absorpsi.
5.
Toksin
zonula occludens
Toksin
zonula occludens (Zot) merupakan polipeptida dengan berat molekul 44.8 kDa. Zot
terdapat pada bakteri Vibrio cholera
yang memiliki kemampuan mengubah epitel intestinal tight junction secara
reversible. Toksin memiliki banyak domain yang member fungsi ganda sebagai
enterotoksin dan sebagai morfogenetik protein fage. Pada kelinci, zot
menginduksi sedikit peningkatan permeabilitas intestinal yang bersifat
reversible tanpa adanya beberapa efek samping yang sitotoksik. Secara in vitro,
demonstrasi pada ileum kelinci, zot meningkatkan absorpsi insulin dan
immunoglobulin G pada intestinal secara reversible. Baik secara in vivo maupun
secara in vitro, efek yang dihasilkan oleh zot pada permeabilitas membrane
terjadi dalam waktu 20 menit dan mencapai maksimum 80 menit.
6.
Donor
NO
Donor
NO termasuk dalam sebuah variasi komponen seperti
3-(2-hidroksi-1-metiletil)-2-nitrosohidrazino)-1 prpanamin (NOC5), N-etil-2-(1-etil-hidroksi-2-nitrosohidrazino)etanamin
(NOC12), S-nitroso-N-asetil-penisilamin
dan sodium nitroprussida. NOC12 sebagai contoh menunjukkan penurunan nilai
resistensi elektikal transepitel secara signifikan pada membrane kolon.
Daftar pustaka
Bernkop-Schnurch, A., 2009, Oral Delivery of Macromolecular Drugs:
Barriers, Strategies and Future Trends, Springer, Austria, pp. 86-94.
Krishna, R., Yu, L., 2008, Biopharmaceutics Applications in Drug
Development, Springer, USA, pp. 142, 147.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar