Senin, 05 Mei 2014

paraseluler permeation enhancer



Paracellular permeation enhancer
 
                        paraseluler   transeluler

Transpor paraseluler merupakan transport molekul sekitar atau diantara sel. Karena aktivitas proteolitik yang kurang dalam transport paraseluler, maka komponen hidrofilik, peptide, dan protein secara spesifik menjadi sangat penting.


1.       Asam lemak
Banyak asam lemak yang mampu menunjukkan peningkatan permeasi pada membrane. Diantara garam-garam pada medium rantai lemak termasuk caproates (C6), caprylates (C8), caprates (C10) dan laureates (C12) menunjukkan perubahan pada agen hidrofilik pada konsentrasi milimol. Semakin panjang rantai asam lemak maka semakin efektif peningkatan permeasi pada intestinal, tetapi akan menurunkan kelarutan air sehingga dikombinasi dengan agen pengemulsi. Didalam medium rantai asam lemak, partikel natrium caprate mampu digunakan untuk meningkatkan permeasi secara oral. Natrium caprate menunjukkan peningkatan permeabilitas yang signifikan pada PEG dan FITC-dekstran secara in vitro.
Natrium caprate yang dilakukan secara in vivo sangat bergantung pada sistem pembawa dan bagaimana obat dan natrium caprate dilepaskan. Sebagai contoh, secara in situ semakin panjang rantai asam lemak dan dikombinasikan dengan emulsi (w/o/w) yang berisi oleic, linoleic, atau asam linolenic secara signifikan dapat meningkatkan absorpsi insulin pada kolon tikus.

2.       Medium-Chain Mono dan digliserida
Medium rantai mono- dan digliserida memperlihatkan peningkatan permeasi bahan-bahan yang menjadi dasar utama pada caprilic dan asam capric. Didalam lumen intestinal, medium rantai mono- dan digliserida bertindak sebagai pemetabolisme presistemik dalam membentuk asam lemak bebas. Memetabolisme asam lemak bebas dengan cara apapun tidak diperlukan untuk meningkatkan permeasi intestinal.

3.       Acylcarnitines dan alkanoylcholines
Medium- dan rantai asam lemak ester yang panjang pada karnitin dan kolin ataupun grup yang lain dapat meningkatkan permeasi intestinal. Efek dari palmitoyl-DL-karnitin klorida pada tight junction adalah membebaskan kalsium.
Pada studi toksisitas, palmitoyl-DL-karnitin klorida dan lauroyl kolin menyebabkan sedikit perubahan pada struktur sel mucosal jejunum dan kolon ketika diujikan. Pada studi lain dalam Caco-2 monolayers, palmitoyl-DL-karnitin klorida menyebabkan pembebasan LDH, meningkatkan propidium iodide dan menurunkan red retention dalam konsentrasi yang dibutuhkan untuk memperbaiki PEG 4000.
4.       Agen pengelat
Dibandingkan dengan yang lain, peningkatan permeasi oleh agen pengelat dengan massa molekul yang rendah secara praktis mampu berperan sebagai pembawa makromolekul secara oral. Mekanisme aksinya didasarkan pada pengurangan ion Ca2+ untuk meningkatkan permeabilitas paraseluler dalam sel epitel. Sebagai contoh yaitu chitosan EDTA dan chitosan DTPA yang menunjukkan tingginya afinitas ikatan ion Ca2+ dan kapasitas ikatan secara relative. Dengan adanya penambahan chitosan sebagai agen pengelat dapat menunjukkan terjadinya peningkatan efek absorpsi.

5.       Toksin zonula occludens
Toksin zonula occludens (Zot) merupakan polipeptida dengan berat molekul 44.8 kDa. Zot terdapat pada bakteri Vibrio cholera yang memiliki kemampuan mengubah epitel intestinal tight junction secara reversible. Toksin memiliki banyak domain yang member fungsi ganda sebagai enterotoksin dan sebagai morfogenetik protein fage. Pada kelinci, zot menginduksi sedikit peningkatan permeabilitas intestinal yang bersifat reversible tanpa adanya beberapa efek samping yang sitotoksik. Secara in vitro, demonstrasi pada ileum kelinci, zot meningkatkan absorpsi insulin dan immunoglobulin G pada intestinal secara reversible. Baik secara in vivo maupun secara in vitro, efek yang dihasilkan oleh zot pada permeabilitas membrane terjadi dalam waktu 20 menit dan mencapai maksimum 80 menit.

6.       Donor NO
Donor NO termasuk dalam sebuah variasi komponen seperti 3-(2-hidroksi-1-metiletil)-2-nitrosohidrazino)-1 prpanamin (NOC5), N-etil-2-(1-etil-hidroksi-2-nitrosohidrazino)etanamin (NOC12), S-nitroso-N-asetil-penisilamin dan sodium nitroprussida. NOC12 sebagai contoh menunjukkan penurunan nilai resistensi elektikal transepitel secara signifikan pada membrane kolon.

Daftar pustaka

Bernkop-Schnurch, A., 2009, Oral Delivery of Macromolecular Drugs: Barriers, Strategies and Future Trends, Springer, Austria, pp. 86-94.

Krishna, R., Yu, L., 2008, Biopharmaceutics Applications in Drug Development, Springer, USA, pp. 142, 147.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar