Minggu, 04 Mei 2014

batu ginjal atau nefriliasis



Batu Ginjal/Nefriliasis

1)      Faktor risiko batu ginjal
Batu ginjal terbentuk ketika urin mengandung substansi yang membentuk Kristal seperti kalsium, oksalat dan asam urat daripada cairan dalam urin. Pada saat yang sama urin mungkin kekurangan substansi yang mencegah kristal menyatu sehingga membentuk batu ginjal.
ü  Tipe-Tipe Batu Ginjal :
a.       Batu Kalsium
Bentuknya kalsium oksalat, oksalat adalah senyawa kimia yang ada secara alami dari makanan. Beberapa buah dan kacang kacangan mengandung oksalat tinggi seperti kacang-kacangan dan cokelat. Faktor asupan makanan atau diet, dosis tinggi vitamin D, operasi bypass usus dan beberapa penyakit matabolik dapat meningkatkan konsentrasi kalsium atau oksalat. Batu kalsium ini juga dalam bentuk fosfat.
b.      Batu stuvite
Terbentuk sebagai respon infeksi (ISK)
c.       Batu Asam Urat
Terbentuk pada orang-orang yang kurang minum cukup cairan atau kehilangan banyak cairan, diet tinggi protein, dan mengalami rematik. Faktor genetik juga berpengaruh meningkatkan batu asam urat.
d.      Batu sistin
Terbentuk pada orang yang dengan gangguan hereditas yang menyebabkan ginjal membuang terlalu banyak asam amino (sistinuria).

ü  Faktor-Faktor yang meningkatkan risiko perkembangan Batu Ginjal:
·         Faktor genetika
·         Usia
·         Jenis Kelamin
Laki-laki lebih sering mengalami batu ginjal dibandingkan perempuan. Hal ini terkait dengan kandungan sperma.
·           Dehidrasi
Dengan tidak minum cukup cairan setiap hari, dapat meningkatkan risiko batu ginjal. Orang-orang yang hidup pada iklim hangat yang cenderung berkeringat memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding yang lainnya.
·           Diet tertentu
Mengkonsumsi makanan tinggi protein, natrium/sodium dan gula secara terus menerus dapat meningkatkan risiko batu ginjal. Terlalu banyak natrium/sodium dapat meningkatkan jumlah kalsium yang harus disaring oleh ginjal dan meningkatkan risiko batu ginjal.
·         Obesitas
Tingginya IMT, besar ukuran pinggang dan BB yang berlebih meningkatkan risiko batu ginjal.
·         Penyakit pencernaan dan pembedahan
Pembedahan bypass lambung, penyakit inflamasi usus atau diarekronik dapa tmenyebabkan perubahan pada proses pencernaan dan mempengaruhi absorpsi atau penyerapan kalsium dan air, meningkatkan level pembentukan senyawa-senyawa batu dalam urin.
·         Kondisi Medis lain
Penyakit dan  kondisi meningkatkan risiko batu ginjal adalah asidosis tubular renal, sistiuria, hiper paratiroid, pengobatan tertentu, dan ISK.

2)      Manifestasi Klinik Batu Ginjal
·         Obstruksi.
·         Peningkatan tekanan hidrostatik.
·         Distensi pelvis ginjal.
·         Rasa panas dan terbakar di pinggang.
·         Kolik.
·         Peningkatan suhu (demam).
·         Hematuri.
·         Gejala gastrointestinal, mual, muntah, diare.
·         Nyeri hebat

ü  Batu pada pelvis renalis
a.       Nyeri yang dalam, terus menerus pada area CVA
b.      Pada wanita kearah kandung kemih, pada laki-laki kearah testis
c.       Hematuria, piuria
d.      Kolikrenal : nyeri tekan  seluruh CVA, mual dan muntah

ü  Batu yang terjebak pada ureter
a. Gelombang nyeri luar biasa, akut dan kolik menyebar kepaha dan genetalia
b. Merasa ingin berkemih keluar sedikit dan darah kolik ureteral

ü  Batu yang terjebak pada kandung kemih
a.       Gejala iritasi
b.      Infeksitraktusurinarius
c.       Hematuria
d.      Obstruksiretensi urine


e.       Patofisiologi batu ginjal (Nefrolitiasis)
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah, jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan konsentrasi larutan akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibat infeksi saluran kemih atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu. Ditambah dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium yang berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat.
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian dijadikan dalam beberapa teori ;
a.       Teori supersaturasi/penjenuhan
Tingkat kejenuhan komponen-komponen pembentuk batu ginjal mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya agresi kristal kemudian timbul menjadi batu.

b.      Teori matriks
Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10% heksose, 3-5 heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan kristal-kristal sehingga menjadi batu.

c.       Teori kurang inhibitor
Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang melampui daya kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat pengendapat. Phospat mukopolisakarida dan dipospat merupakan penghambatan pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.

d.      Teori epistaxi
Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secara bersama-sama, salah satu batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan luarnya. Contohnya ekskresi asam urat yang berlebihan dalam urin akan mendukung pembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium.

e.       Teori kombinasi
Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.

Batu ginjal selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR stadium. Batu ginjal didasarkan pada tingkat GFR (Glomarular Filtration Rate) yang tersisa mencakup :
ü  Penurunan fungsi  ginjal dan cadangan ginjal, yang terjadi  bila GFR turun 50% dari normal (penurunan fungsi ginjal), tetapi tidak ada akumulasi sisa metabolik. Nefron yang sehat mengkonpensasi nefron yang sudah rusak dan penurunan kemampuan mengkonsentrasi urine, menyebabkan nocturia dan poliuri. Pemeriksaan CCT 24 jam diperlukan untuk mendeteksi penurunan fungsi ginjal.
ü  Trisufisiensi ginjal, terjadi bila GFR turun menjadi 20 – 35 % dari normal. Nefron-nefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya beban yang diterima. Mulai terjadi akumulasi sisa metabolik dalam darah karena nefron yang sehat tidak mampu lagi mengkompensasi. Penurunan respon terhadap diuretik menyebabkan oligurasi edema. Derajat insufisiensi dibagi  menjadi ringan, sedang, dan berat, tergantung dari GFR, sehingga perlu pengobatan medis (corwin, 2001).

f.       Terapi  nonfarmakologi batu ginjal
1.       Banyak minum air putih (8-10 gelas/hari).
2.      Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat
3.      Kurangi mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat (bayam, coklat, kacang – kacangan, merica, dan teh) karena kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih menyokong terbentuknya batu ginjal.
4.      Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air.

g.      Terapi farmakologi batu ginjal
Tanda dan gejala yang dialami oleh penderita batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu posisi atau letak batu, ukuran batu, dan komplikasi yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, sebelum melakukan diagnosis batu ginjal, dokter akan menyarankan pemeriksaan  berikut ini :
1.      Pemeriksaan laboratorium (analisis urin rutin (urinalisis), sedimen urin, kultur urin, fungsi atau faal ginjal, kadar elektrolit (kalsium, oksalat, fosfat, asam urat)).
2.      Pemeriksaan pencitraan (imaging), seperti foto polos abdomen (perut) IVP (Intra Venous Pyelography, RPG (Retrograde Pyelography), ultrasound, spriral CT, USG (ultrasonografi).
Terapi farmakologi :
1.      Minum air putih minimal 2 L sehari agar garam-garam yang dikandung kemih tidak keruh dan mengkristal.
2.      Pasien disarankan melakukan modifikasi diet, termasuk pembatasan asupan natrium (restricted intake of sodium), oxalate, dan protein hewan.
3.      Nyeri : Ibuprofen, acetaminophen, naproxen sodium.
4.      Terapi menggunakan alpha-blocker yang berfungsi untuk melemaskan otot-otot di saluran kencing, sehingga membantu batu ginjal lebih cepat melewatinya untuk dibuang melalui urin dan dengan sedikit rasa sakit.
5.      Kolik :  Injeksi spasmolitik, yaitu atropin 0,5-1 mg i.m untuk dewasa. Apabila disertai infeksi, maka dokter akan memberikan antibiotik, misalnya kotrimoksasol 2x2 tablet, amoksisilin 500 mg per oral 3 x sehari untuk dewasa.
6.      Hiperurikosuria (> 1000 mg/hari) dengan hiperurisemia : Allopurinol 300 mg/hari.
7.      Mengendalikan keadaan hypercalciuria, maka pasien diberikan terapi Thiazide  atau indapamide.
8.      Potassium citrate untuk mengkoreksi hypocitraturia dan ketidaknormalan kadar asa di dalam urin (undue urinary acidity).
9.      Kemolisis oral : Dianjurkan bagi penderita batu asam urat, dengan cara memberi banyak asupan cairan (lebih dari 2000 ml/24 jam), alkalinisasi urin (kalium sitrat 3x6-10 mmol, natrium kalium sitrat 3x9-18 mmol dan natrium bikarbonat 3x500 mg).
10.  Operasi : Hal ini dilakukan apabila ukuran batu labih dari 5 mm, terdapat obstruksi (sumbatan) sedang/berat atau menetap (persisten) dengan resiko kerusakan ginjal, terdapat batu di saluran kemih (terutama di bagian proksimal), ada infeksi saluran kemih, selama pengobatan batu tidak dapat turun atau keluar, nyeri yang persisten meskipun telah diberi obat,  ada resiko pionefrosis atau urosepsis, dan obstruksi bilateral.

Tujuan pengobatan :
1.      Menghancurkan atau meluruhkan batu di saluran kemih.
2.      Menghambat pembentukan batu yang mungkin terbentuk.
3.      Menghilangkan rasa sakit (nyeri atau demam).
4.      Mengatasi komplikasi penyakitnya.
5.      Mengatasi kelainan dari penyebab faktor kimiawi dengan efek menurunkan kadar kalsium (oksalat, fosfat), menurunkan kadar asam urat, mencegah atau mengobati infeksi, dan menormalkan pH air kemih (asam-basa).
Mengobati batu ginjal besar dan gejala yang berat :
1.      Menggunakan gelombang suara untuk memecah batu ginjal.
ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) merupakan salah satu prosedur untuk memecah batu di ginjal dengan menggunakan gelombang untuk menciptakan getaran yang kuat (gelombang kejut). Dengan ESWL, maka batu ginjal dan batu saluran kemih dapat dipecahkan menjadi potongan-potongan kecil sehingga dapat melewati saluran kemih dan keluar bersama dengan air kencing. Prosedur ini berlangsung sekitar 45-60 menit dan dapat menyebabkan nyeri sedang, sehingga sebelum melakukan terapi batu ginjal ini pasien diberi obat penenang atau anestesi ringan untuk membuat nyaman. ESWL dapat menimbulkan adanya darah dala urin, memar di punggung atau perut, pendarahan di sekitar ginjal dan organ-organ yang berdekatan lainnya, dan ketidaknyamanan ketika potongan-potongan batu keluar melalui saluran kemih.
2.      Operasi untuk mengangkat batu ginjal yang sangat besar.
 (PCNL) Nephrolithotomy percutan yaitu pengangkatan batu ginjal dengan menggunakan teleskop kecil dan instrumen yang dimasukkan melalui sayatan kecil di pinggang belakang. Sama seperti ESWL, pada operasi ini pasien diberikan anestesi umum selama operasi dan berada di rumah sakit selama 1-2 hari hingga pulih. Dokter menyarankan operasi ini jika ESWL tidak berhasil atau jika batu ginjal sangat besar.

3.      Menggunakan Ureteroscope untuk memecah batu ginjal.
Dokter memasukkan ureteroscope (tabung elastis yang memiliki kamera dan lampu di bagian ujung) ke uretra kandung kemih, ke ureter dimana terdapat batu saluran kencing. Setelah ditemukan batu ginjal, maka akan dijerat dan dipecah menjadi potongan-potongan kecil yang akan keluar melalui saluran kencing.
4.      Operasi kelenjar paratiroid
Beberapa batu ginjal kalsium disebabkan oleh kelenjar paratiroid yang terlalu aktif, yang terletak di 4 penjuru kelenjar tiroid, tepat di bawah jakun. Ketika kelenjar ini menghasilkan terlalu banyak hormon paratiroid (hiperparatiroidisme), kadar kalsium darah bisa menjadi terlalu tinggi dan batu ginjal bisa terbentuk sebagai hasilnya. Hiperparatiroidisme kadang terjadi ketika kecil, tumor jinak di salah satu kelenjar paratiroid atau kondisi lain yang menyebabkan kelenjar ini memproduksi lebih banyak hormon paratiroid. Oleh karena itu, usaha untuk mengurangi hormon paratirod termasuk operasi pengangkatan merupakan salah satu cara mengobati batu ginjal, khususnya batu kalsium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar